Cerpen "Karena Rezeki-MU Min Haisu Laa Yahtasib"





Karena Rezeki-MU Min Haisu Laa Yahtasib

 “Wa’alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu.....”jawaban koor itu menggema di ruang kelasku,tanda bahwa pelajaran Qowaidul fiqhiyah kali ini benar-benar telah usai.Aku masih terdiam di tempat dudukku,tak berantusias untuk langsung pulang ke asrama seperti biasanya.Aku sibuk memikirkan cerita yang baru saja di sampaikan ustadzku.Beliau bercerita bahwa kamis lalu, hari dimana saat itu beliau tak dapat mengajar karena harus berziarah ke makam Sunan Ampel,beliau mengalami peristiwa yang agak sedikit mengherankan ,bertepatan saat  beliau sedang sedikit  kebingungan  karena tasnya baru saja hilang ketika beliau sedang melaksanakan sholat di masjid,padahal seluruh uang  yang beliau punya berada di dalamnya.Dalam keadaan berpuasa sunah itu ,akhirnya beliau hanya bisa melakukan apa yang bisa dilakukan “Bersholawat” ,dan tiba-tiba rezeki yang tidak dikira dan tidak disangka-sangka itu menghampiri beliau tanpa dicari.Entah dari mana datangnya ,tiba-tiba seorang laki –laki menghampiri beliau,memberikan makanan dan sejumlah uang.”Makanya mbak....kalau mau kaya,banyak-banyak bersholawat,saya berani jamin,kalian gak bakal kere.”kata beliau mengakhiri ceritanya.Aku memang  terkagum-kagum pada saat itu ,dan berfikir bahwa ayat yang mengatakan “Min haisu laa yahtasib”itu tidak main-main.”Wajar saja....”kataku akhirnya menyimpulkan cerita beliau tadi.Tentu saja Alloh menolong hamba-hamba yang disukai.Dan ustadzku tadi,tentulah masuk kriteria orang-orang yang disukai Alloh.Walaupun beliau masih muda,tak ada yang meragukan bahwa beliau orang yang alim luar biasa.Tapi apakah ayat itu sudi menunjukkan buktinya pada orang sepertiku??,aku tergoda mencobanya.Aku.... dilihat dari segi manapun, jelas berbeda jauh dari ustadzku tadi.Aku hanyalah salah satu santriwati yang tidak mempunyai kedudukan disini,jangankan alim,masuk dalam kriteria orang baik saja,terpental-pental.Dan saat itulah sekitar tahun 2010,dimana pada saat itu aku tak lebih dari murid kelas XI MA di Pesantren Darul Huda Ponorogo, mencoba mengamalkan ilmu bersholawat itu dengan niat yang  terkontaminasi dengan iming-iming mendapat rezeki, tapi sebenarnya diam-diam,aku juga sudah mempersiapkan diri untuk kecewa kalau-kalau  tidak mendapatkan rezeki  yang kuharapkan itu, disamping karena pertimbangan niatku yang tidak tulus beribadah,juga karena aku mungkin bukanlah orang yang masuk kedalam golongan orang-orang yang disukai Alloh.Tapi ternyata membiasakan bersholawat itu benar-benar susah luar biasa ,apalagi untuk orang pelupa sepertiku.Dan akhirnya kegiatan bersholawat itu kulakukan se’enak hati, jika ketika ingat saja.Dan tentu saja waktu tidak ingatku itu jauh lebih banyak dari pada yang ingat.Hingga lama-kelamaan niatku itu hilang sama sekali.Kebiasaanku itu bertahan tak lebih dari tiga hari.Sampai pada akhirnya aku mengalami peristiwa sederhana yang mengubah persepsi hidupku.Saat itu aku benar-benar kelabakan,uang kirimanku cepat sekali habis.Entah untuk iuran kelas,untuk iuran kamar ,entah karena aku kebanyakan jajan,tapi yang jelas uangku lenyap dengan cepat,uang penghuni dompetku saat itu tak genap RP.10.000.Padahal baru dua minggu lagi orang tuaku mengunjungiku. Walaupun uang habis tak berarti aku akan kelaparan,karena pesantren sudah menyiapkan makan tiga kali dalam sehari.Tapi tetap saja perasaan tidak punya uang itu benar-benar membuat merana,apalagi masih ada iuran yang saat itu menunggu untuk segera aku lunasi . Jelas tidak cukup jika harus memenuhi kebutuhanku dua minggu kedepan.Dan aku yang mempunyai harga diri tinggi ini,gengsi jika harus telepon lagi untuk meminta uang pada orang tuaku.Dalam situasi yang cukup membuatku setres itu ,aku mencoba peluangku lagi untuk merasakan ayat “min haisu laa yahtasib itu”.Tepat pada hari jum’at,aku mencoba bersholawat lagi,kukusyuk-kusyukan sholawatku,kumelas-melaskan suaraku agar Tuhan tahu bahwa saat itu aku benar-benar butuh pertolongan-Nya.Pertolongan itu kurasakan benar-benar lama datangnya,hingga  akhirnya aku tak begitu berharap lagi,kuhentikan sholawatku.”Ya sudahlah...toh aku masih bisa makan walaupun tidak punya uang”kataku mencoba pasrah.”Anggi...”temanku tiba-tiba memanggil.”haah ternyata kau disini, aku sudah capek keliling-keliling mencarimu kemana-mana”,aku melihat ada raut kesal di wajah teman baikku itu.”Kenapa??mau ngasih aku jajan??”kataku sedikit bercanda padanya.”Kebalik kali...kamu tuh yang harusnya ngasih jajan,kamu dah di tunggu bapak ibumu tuh di luar”.Aku kaget medengar kata-katanya.”Aku??beneran??” aku mencoba memastikan “iya lhah....”katanya kemudian.Aku langsung berlari menemui orang tuaku.Sambil terheran heran bertanya kenapa tiba-tiba mereka menjengukku.Belum sempat kegembiraan bercampur keherananku  itu hilang ,aku sudah di kejutkan dengan hal-hal yang lebih aneh lagi.Pada hari itu juga,semua teman yang pernah meminjam uang padaku tiba-tiba mengembalikan pinjamannya padaku tanpa kuminta. Dan detik-detik itulah ,saat dimana aku merasakan bahwa Alloh itu benar-benar Ar-rohman dan Ar-rohim.Dia bahkan memberi pahala sholawat pada hamba yang melakukan ibadah  sholawat itu dengan tidak setulus hati, bahkan Dia juga pasti telah tahu bahwa hambanya ini sempat berperasanga buruk pada-Nya.Aku bertambah malu , berkali-kali aku beristighfar ,memohon ampun karena sempat tak mempercayai eksistensi ketuhanan-Nya.Setelah kejadian itu,aku tak pernah lagi meragukan sepenggal pun apa yang di firmankan dalam ayat-Nya.


0 Response to "Cerpen "Karena Rezeki-MU Min Haisu Laa Yahtasib""

Post a Comment